Sebanyak dua 20 orang perwakilan dari enam (6) Perguruan Tinggi mitra Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), yakni: 1) Universitas Pancasakti Tegal, 2) STIKES Bhamada Slawi, 3) Universitas Muhadi Setiabudi Brebes, 4) STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, 5) STIE Muhammadiyah Pekalongan, 6) Politeknik Muhammadiyah Pekalongan mengikuti kegiatan Lokakarya Penyusunan Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Pelatihan Audit Mutu Internal (AMI) yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LJM) UMS. Kegiatan yang berlangsung di Pesonna Hotel Tegal sejak tanggal 19 Juni 2019 sampai dengan 21 Juni 2019 ini merupakan rangkaian kegiatan dari Program Asuh Menuju Prodi Unggul Tahun 2019.
Kegiatan lokakarya ini dilaksanakan full day selama tiga hari, dimana hari ke-1 dan hari ke-2 membahas tentang Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), sementara pada hari ke-2 dan ke-3 membahas materi terkait Audit Mutu Internal dan praktik audit. Materi disampaikan oleh Tim dari Lembaga Penjaminan Mutu UMS yang telah memiliki sertifikasi trainer SPMI dan AMI serta telah menjadi Asesor BAN/LAM PT.
Lokakarya ini dilatarbelakangi bahwa berdasarkan hasil evaluasi diri terhadap perguruan tinggi mitra, diperoleh informasi bahwa secara umum perguruan tinggi mitra telah memiliki dokumen SPMI. Hanya saja berdasarkan pengalaman pendampingan perguruan tinggi tersebut belum sepenuhnya memahami isi dalam dokumen serta fungsinya dalam pelaksanaan SPMI. Padahal, sistem penjaminan mutu internal yang berjalan baik akan dapat meningkatkan sistem penjaminan mutu eksternal melalui akreditasi. Standar mutu yang dimiliki program studi atau perguruan tinggi minimal sama dengan Standar Nasional (SN) dikti untuk dapat terakreditasi baik, atau standar mutu program studi atau perguruan tinggi melebihi SN Dikti. Artinya, pada prodi sasaran saat ini yang masih terakreditasi C belum berjalan siklus SPMI yang baik pada level perguruan tinggi maupun level prodi.
Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor penyebab belum terlaksananya siklus penjaminan mutu di PT Asuhan adalah kurangnya SDM yang memahami SPMI. Pada level pimpinan hal ini akan berefek pada tingkat komitmen perguruan tinggi dalam mendukung pelaksanaan SPMI. Selain itu, siklus PPEPP yang belum berjalan diakibatkan oleh minimnya SDM yang memahami AMI. Kesadaran yang kurang akan implementasi SPMI dan siklus penjaminan mutu terkait juga dengan pemahaman yang tidak utuh terkait hubungan SPMI dan SPME
(Akreditasi) yang saat ini berbasis SAPTO. Akreditasi dianggap sebagai bagian terpisah dari SPMI dan sifatnya insidental 5 tahunan sehingga hasilnya tidak maksimal.
Adapun tujuan dari kegiatan lokakarya ini adalah:
- Meningkatkan pemahaman pimpinan universitas, unit penjaminan mutu, dan pimpinan prodi PT Asuhan tentang SPMI dan penyiapan dokumen SPMI.
- Meningkatkan pemahaman tentang siklus penjaminan mutu (PPEPP) melalui
aktivitas audit mutu internal.